Senin, 03 Agustus 2009

Hadrah, Kesenian Islam yang Masih Bertahan

Sebagai salah satu kesenian Islam yang sudah berusia puluhan tahun, Hadrah masih sanggup bertahan diantara seni budaya modern lainnya. Di Banjarmasin, Hadrah masih sering dijumpai dalam berbagai acara bernuansa keagamaan seperti sunatan ataupun perayaan perkawinan.
Salah satu grup hadrah yang cukup dikenal di wilayah Kodya Banjarmasin ini adalah Grup Hadrah Sepakat. Sesuai dengan namanya Grup yang dibentuk sejak tahun 1952 ini memang terlahir dari Gang Sepakat di kawasan Teluk Tiram.
Menurut H. Anang Syahrani, grup Hadrah Sepakat yang diketuainya itu sudah merupakan generasi keempat dari para pendiri sebelumnya.
Sementara anggotanya terdiri dari masyarakat yang ada di lingkungan gang Sepakat itu sendiri. "Bahkan antara sesama anggota masih memiliki hubungan saudara."
Sejak awal berdiri, grup ini sudah sering diminta untuk tampil memeriahkan berbagai kegiatan mulai dari lingkungan sekitar hingga tempat-tempat lainnya yang ada di Banjarmasin.
"Kadang kami diminta tampil pada acara penyambutan tamu kehormatan, pergelaran budaya, bahkan sempat tampil di televisi," papar Anang dengan nada bangga.
Anang juga menjelaskan bahwa grup hadrahnya pernah keluar sebagai Juara Pertama sebanyak tiga kali berturut-turut pada Festival Hadrah se Kalsel.
Prestasi ini terbukti dengan banyaknya deretan tropi serta berbagai penghargaan dari berbagai kegiatan yang pernah mereka ikuti.
Keberhasilan itu diikuti dengan banyaknya permintaan untuk tampil dalam setiap acara yang diselenggarakan oleh berbagai instansi pemerintah maupun swasta.
Meski Anang mengakui, anggota grupnya tidak memiliki jadwal khusus untuk latihan seperti sanggar seni lainnya, untuk penampilan yang prima dalam mengikuti festival mereka akan meluangkan waktu berlatih guna memperkaya gerak serta komposisi tarian.
"Kami memang tidak mempunyai jadwal khusus untuk latihan rutin, tetapi bagi mereka yang mau bergabung bisa langsung ikut tampil pada barisan belakang misalnya pada acara perayaan perkawinan di kampung," ungkap Anang yang sesekali masih tampil bersama grupnya sebagai penabuh tarbang.
Sayangnya, kesenian rakyat yang dalam penampilannya sering didukung para penari putra dan putri dengan pukulan tarbang sebagai musik pengiringnya ini, mengalami kendala untuk menjaring anggota remaja.
"Mereka kelihatannya lebih menyukai seni dan hiburan modern, meski masih ada sebagian kecil yang berminat menekuni rudat hadrah ini," keluh pria yang sejak usia muda sudah ikut berkecimpung dalam grup ini.
Meski demikian, ia terus bertekad untuk tetap mengembangkan grup yang sudah berumur puluhan tahun dan merupakan salah satu kelompok kesenian hadrah yang masih berkembang di kota Banjarmasin ini.

yeyen y syeh

Tidak ada komentar: